Sabtu, 31 Mei 2014

PENDALAMAN ALKITAB MATIUS 20: 29-34


Perikop Matius 20: 29-34 menceritakan mujizat penyembuhan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dua orang buta. Lembaga Alkitan Indonesia  memberi judul pada perikop ini adalah “Yesus Menyembuhkan Dua Orang Buta.” Peristiwa ini sangat jelas menunjukkan, bahwa mujizat penyembuhan itu terjadi karena adanya belas kasihan Tuhan Yesus kepada kedua orang buta tersebut. Dari perikop ini kita dapat belajar dari sikap kedua orang buta ini, yang akhirnya dapat menarik perhatian dan belas kasihan Tuhan Yesus, yaitu:  
Pertama: Berseru kepada Tuhan Yesus
Ketika kedua orang buta itu mengetahui bahwa Yesus lewat di jalan itu, maka yang mereka lakukan adalah mereka berseru “Tuhan Anak Daud, kasihanilah kami”. Lewat seruan kedua orang buta ini mereka berisi “pengakuan mereka akan Kristus” Tuhan anak Daud menunjuk kepada Sang Mesias, sang Raja yang diurapi yang telah dinubuatkan dari sejak Perjanjian Lama. Selain itu seruan kedua orang buta ini mengandung permohonan yang ditandai dengan kata “kasihanilah kami” berilah kemurahan, berilah belas kasihan. Kedua orang buta ini menyadari bahwa mereka membutuhkan belas kasihan Tuhan dalam persoalan yang mereka sedang hadapi. Saat kita sedang menghadapi persoalan, pergumulan, bahkan saat membuat rencana dalam kehidupan kita, mari datang pada Tuhan, memohon belas kasihanNya.
Kedua: Tidak menyerah meskipun ada tantangan
Ketika kedua orang buta itu berseru kepada Tuhan untuk mendapat pertolongan, orang yang disekitarnya bukan menolongnya tetapi orang yang ada disekitarnya malah menegor dan menyuruhnya diam. Kata menegor dalam terjemahan NAS menggunakan kata sternly dan KJV menggunakan kata “rebuked” dapat diterjemahkan dengan secara tegas dilarang atau dimarahi, orang banyak memarahi mereka, menyuruh mereka untuk diam. Orang banyak menegor, melarang mereka untuk berseru. Tetapi yang kedua orang buta itu lakukan adalah semakin keras berseru. Dengan suara yang lebih keras mereka berseru kepada Yesus. Kedua orang buta itu tidak menyerah dengan situasi yang terjadi. Situasi yang terjadi tidak mampu membendung pengharapan dan kerinduan mereka untuk mendapat belas kasihan Tuhan Yesus. Saat mengahadapi situasi yang tidak baik, yang tidak kita harap, bahkan keadaan yang melemahkan iman pengharapan kita. Jangan pernah menyerah pada keadaan tersebut. Tetapi teruslah berseru, berharap pada Tuhan Yesus. Karena setiap kesulitan yang terjadi akan membuat kita lebih kuat berharap kepadaNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar